Mbah Kyai Hasan
Mbah Kyai Hasan ( menangis bercerita tentang adzan )
Beberapa tahun yang lalu aku dan kawan - kawan sesama santri memang niat sowan ke Mbah Kyai Husain dan Mbah Kyai Hasan ( saudara kandung Mbah Kyai Husain ) yang rumahnya disebelah ndalem Mbah Kyai Husain.
" Assalamu 'alaikum..." ucap kami kepada beliau yang waktu itu sedang duduk bersila didepan rumah beliau.
" wa alaikum salam....nak kalian keliru, disini bukan ndalem Kyai Husain..." jawab beliau
" inggih mbah....kami memang berniat sowan ke panjenengan..." kataku.
" masya Allah....monggo - monggo pinarak..." kata beliau sambil mempersilahkan kami masuk.
" matur suwun nak....kalian para santri mau berkunjung ke rumah kami, aku yang bodoh ini pingin menambah ilmu, ajari aku yang bodoh ini..." ucap beliau.
Kami terdiam, dan salah tingkah mendengar ucapan beliau.
" monggo...pisangnya di makan nak...." kata beliau memecah keheningan.
Kamipun bersama-sama memakan pisang emas beliau, bukan karena kami lapar atau nggeransang, tapi kami berusaha ngalap barokah.
" ajari aku soal ihtiyar nak, tadi kalian apa ada niat usaha dari rumah untuk mendapatkan buah pisang, sekarang kalian tinggal duduk tanpa menanam ataupun membeli sudah bisa makan buah pisang, terus ihtiyar kalian dimana, rizky sudah lansung datang dari Allah, padahal katanya rizky harus dicari atau berihtiyar....." tanya beliau.
Kami hanya terdiam membisu tidak ada yang berani menjawab.
" baiklah kalau kalian tidak mau menjawab soal ihtiyar, aku mau bertanya lagi, mengapa kalau ada orang yang mendengar adzan sewaktu tiba pada kata hayya alas sholah dan hayya alal falah jawabannya la haula wala quwwata illa billah....bukan seperti jawaban pada kata - kata adzan yang lain. " tanya beliau.
Lagi - lagi kami hanya terdiam tidak bisa menjawab.
Dengan menangis beliau berkata
" karena kita tidak punya daya kekuatan untuk melaksanakan perintah - perintah Allah dan menjauhi larangan Nya kalau kita tidak diberi pertolongan oleh Allah..."
Kami hanya bisa diam dan menunduk, terdengar isak tangis beliau dan kulihat badan beliau berguncang guncang berusaha menahan tangis.
" kelak kalau kita sudah menghadap Allah, amal apa yang bisa kita banggakan, sedang sesungguhnya semuanya atas pertolongan dan ijin Allah..." kata beliau dengan berderai air mata
Komentar
Posting Komentar