PERTAMA KALI BERTEMU MBAH KYAI ABDUL DJALIL MUSTAQIM

PERTAMAKALI BERTEMU MBAH KYAI ABDUL DJALIL

Dulu sewaktu mondok di Jombang, nama Mbah Kyai Abdul Djalil sering jadi perbincangan di kalangan santri, banyak yang penasaran dan ingin sekali bisa sowan dan bertemu dengan beliau, termasuk juga diriku.

Dan sudah jadi rahasia umum, kalau sowan kepada beliau sulit sekali untuk bertemu dengan bertatap muka, karena banyaknya tamu dan waktu beliau yg padat.

Aku akhirnya mengutarakan niatku untuk sowan beliau kepada gus tajuddin putra Kyai Muslim ( guru ngajinya Mbah Kyai Djalil ).
" Iya kang, besok kalau Kyai Imron Jamil ngaji rutinan ke Tulungagung, kita nunut dan ikut kesana, " jawabnya kepadaku.

Dan beberapa hari kemudian, kita akhirnya nunut Kyai Imron ngaji ke Tulungagung, dan sesampai didepan pondok PETA, Gus Tajuddin turun dan pamit mau pulang ( rumahnya dulu berada didepan pondok PETA )

" aku pulang dulu kang, sampeyan ikut ngaji saja bersama Kyai Imron. " ucapnya.

Aku memasang mimik keberatan, karena aku pingin sowan kepada Kyai Djalil bukan ikut ngaji, dan sudah sampai didepan pondok PETA kok malah disuruh pergi ikut ngaji.

" Lho...sampeyan kan pingin bertemu dengan Kyai Djalil, ya sana ikut ngaji..." ucapnya dengan tegas.

Aku dengan perasaan agak medongkol akhirnya menyetujui perintahnya, karena aku merasa dikerjai olehnya.Selama perjalanan aku hanya diam dan merengut saja. Sedang Kyai Imron hanya senyum - senyum saja melihatku.

Sesampai ditempat pengajian, Kyai Imron mengajakku untuk turun.

" Mboten yi...saya disini saja, didalam mobil " kataku kepada beliau.

Tidak lama kemudian akupun tertidur didalam mobil dan dibangunkan seseorang sewaktu pengajian sudah selesei.

" mas di aturi dahar bersama Kyai Imron "

" matursuwun...saya disini saja " ucapku.

Orang yang diperintah Kyai Imron ini tetap memaksa dan tidak mau pergi sebelum aku turun dari mobil, aku akhirnya turun dan mengikutinya masuk kedalam rumah yg bersebelahan dg musholla tempat pengajian tadi dan makan bersama Kyai Imron.

Aku masih ingat menu hidangan malam itu nasi soto dan teh hangat, aku makan sambil ngerundel didalam hati, aku sudah putus asa karena tidak bisa sowan kepada Kyai Djalil, aku merasa sudah tidak mungkin bertemu dengan beliau karena waktu sudah sangat malam, waktu sudah menunjukkan jam 11 malam.

Sewaktu aku menikmati rokok sehabis makan, datang seorang utusan masuk kerumah sambil berkata kepada Kyai Imron.

" Kyai Imron....njenengan diminta untuk menghadap Kyai Djalil, sekarang di ndalem kandenan..." 

Hatiku berdesir mendengarnya, aku merasa wajahku pucat pasi, kami pun masuk kedalam mobil dan lansung meluncur ke ndalem kandenan.Selama perjalanan hatiku tidak bisa tenang, takut dan badan gemetaran.

Sesampai di ndalem kandenan, kulihat Kyai Djalil tiduran didepan ndalem sedang di sampingnya ada tiga cangkir kopi, di belakang kopi yang ketiga ( paling ujung ) duduk orang berjubah dan bersorban yg sedang berdzikir dg keras, la ilaha illallah.....la ilaha illallah....la ilaha illallah.

Kyai Imron turun dari mobil dan lansung salam sungkem kepada Kyai Djalil dan duduk dibelakang kopi yg pertama disamping Kyai Djalil, sedang aku masih didalam mobil gak berani turun, sendirian sedang sopirnya sudah turun dan pergi entah kemana.

" siapa itu Im ( didalam mobil )...." dawuh Kyai Djalil kepada Kyai Imron. 

" santri yi..." jawab Kyai Imron.

Kyai Imron memberi isyarah kepadaku untuk turun, akupun dengan gemetaran turun dari mobil dan bersalaman dengan Kyai Djalil.

" Alhamdulillah....matur suwun gusti " ucapku dalam hati.

Aku duduk dibelakang kopi yang nomer dua, sedang orang yang berjubah yg duduk disebelah kiriku berhenti berdzikr dan berbisik kepadaku

" tidak usah takut, kamu memang sudah ditunggu oleh beliau, kopinya ini sudah pas tiga cangkir...." ucapnya kepadaku.

Mbah Kyai Djalil bertanya kepada Kyai Imron tentang keadaan Kyai Djamal dan situasi pondok di Jombang. Aku hanya diam mendengar menunduk gak berani gerak, hanya sesekali menyeruput kopi.

Setelah agak lama aku membathin dalam hati
" matur suwun yi..sudah berkenan menerima kami dan cukup sekian aja dulu yi....kami kesulitan menjaga hati kami dari perasaan sombong dan takabur karena bisa sowan ke panjenengan..."

Seketika itu Mbah Kyai Djalil lansung dawuh :

" wes cukup im...kembalilah kamu ke pondok, "

Kamipun pamit dan meluncur ke pondok PETA, sesampai di didepan pondok, ku lihat Gus Tajuddin berdiri sambil merokok cedat cedut senyum-senyum melihat kedatangan kami, setelah kuhampiri dia berkata kepadaku.

" gimana sudah bertemu Kyai Djalil..."

Aku lansung misuh - misuh dan berkata kepadanya

" sampeyan bisa aja kalau membuat skenario ..."

*Kepada seluruh keluarga PETA alfatihah....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WALI PAIDI VI

MBAH KYAI DJALIL MENGAJARI SALAH SATU PUTRANYA

GUS DAVID