WALI PAIDI VI
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
WALI PAIDI VI
Pemuda santri thoriqot ini hanya diam , tidak berani berkata banyak
didepan wali paidi, suasana jadi hening, hanya terdengar suara wali
paidi yg menghisap rokoknya,
“monggo kopine kang, dan ini rokoknya “wali paidi menawarkan kopi dan rokok dji sam soenya
“iya terimakasih...” setelah menyeruput kopinya pemuda ini mengeluarkan rokoknya dan menyalakannya
“gimana khabarnya mas kiai mursyid “tanya wali paidi
“alhamdulillah baik-baik saja “jawab pemuda ini
“nanti sehabis sholat isya’ kamu dzikir aja di musholla sini, kalau
nanti kamu tiba2 berada di tempat yg asing , kamu baca la haula wala
quwwata illa billah 3x “pesan wali paidi
“iya , mas paidi “jawab pemuda ini
Tidak lama kemudian terdengar suara adzan berkumandang, menunjukkan
kalau waktu sholat isya’telah tiba, tampak 3 orang yg tadi sholat magrib
telah datang, setelah berwudlu mereka bertiga masuk ke musholla
menunggu wali paidi
Wali paidi berdiri masuk ke dalam musholla dan
mempersilahkan pemuda thoriqot ini untuk ngimami sholat isya’, tapi
pemuda ini tidak mau,Wali paidi akhirnya maju dan dimulailah sholat
isya’ berjamaah,
Pemuda thorqot ini sholat tepat dibelakang wali
paidi, jadi pemuda ini dapat mendengar dg jelas suara wali paidi, tapi
pemuda ini tidak mau mengulangi kesalahnnya diwaktu sholat magrib tadi,
sambil membaca fatihah pemuda ini mulai mengajak hatinya berdzikir
Allah...Allah...Allah...
Pemuda ini mulai merasakan ketenangan dalam
sholatnya, suara hiruk pikuk disekitar musholla mulai hilang, suasana
menjadi hening yg terdengar hanya suara wali paidi dan suara hatinya yg
berdzikir, lama kelamaan suara wali paidi yg tadinya cemplang dan
terdengar tidak bertajwid , berubah menjadi sangat merdu dan sangat
fasih, suara dan bacaan wali paidi bagaikan suara dan bacaan imam
masjidil haram setelah mendengar salam barulah pemuda ini seakan
tersadar kembali lagi kedunia.
Setelah membaca wirid seperti pada
umumnya wali paidi mundur, melaksanakan sholat sunnah dua rokaat,
setelah sholat wali paidi mendekati pemuda thoriqot ini
“sampeyan disini aja , dan mualilah berdzikir seperti yg sampeyan lakukan “kata wali paidi
“iya mas paidi “jawab pemuda ini singkat
“ingat pesan saya tadi “kata wali paidi lagi
Pemuda ini menggangguk, setelah ke tiga orang yg ikut jamaah tadi
keluar, wali paidi berdiri mematikan lampu musholla dan ikut keluar,
tinggallah pemuda ini sendirian didalam musholla
Pemuda thoriqot ini
lalu duduk bersila, dan memulai membaca fatihah, tawasul kepada kanjeng
nabi muhammad dan diteruskan tawasul kepada guru2nya, setelahnya
barulah pemuda ini mulai membaca wirid yg selama ini selalu istiqomah ia
baca, lama kelamaan suasana mulai berubah, angin yg tadinya menghembus
sepoi2 berubah menjadi kencang, satu persatu benda-benda yg berada
didalam musholla mulai hilang satu persatu, bahkan dirinya juga terasa
ikut hilang,
beriringan dg hilangnya tubuh pemuda ini, tampak di
pengimaman ada cahaya putih yg kecil, hanya cahaya ini yg tampak karena
semuanya telah hilang dalam pandangan mata pemuda ini, dan dg sayup2
mulailah terdengar suara orang yg berlalu-lanang membaca ta’bir dan
tahmid, cahaya yg tadinya kecil mulai membesar dan teranglah seluruhnya,
dan tampaklah dg jelas didepan pemuda ini bangunan segi empat yg
tertutup kain hitam yg disekelilingnya terlihat banyak orang yg berjalan
mengitarinya, masya Allah ternyata pemuda ini telah berada di makkah ,
didalam masjidil haram
Pemuda ini membathin, benarkah aku ini
sekarang berada dimasijid haram, timbul keraguan didalam hati pemuda
ini, dengan perlahan dia meletakkan tangannya di atas marmer masjid, ada
sesuatu yg hangat yg mengalir ketangannya,
“ini marmer sungguhan “bathin pemuda ini lagi
Lalu pemuda ini berdiri melihat lalu lalang orang2 yg sedang berthowaf,
ratusan ribu orang berjubel jadi satu dg pakaian putih saling
bersahutan memuji Allah, pemuda ini lalu teringat dg pesan wali paidi,
kemudian duduklah pemuda ini dan mulai membaca “la haula wala quwwata
illa billah” ketika bacaannya sampai ke bacaan yg ke tiga, datanglah
angin yg sangat kencang, bumi makkah serasa bergoncang, seakan kena
gempa, dan tampa bisa dicegah tubuh pemuda thoriqot ini terguling
guling, suasana menjadi gelap, tubuhnya baru terhenti ketika menabrak
sesuatu, berangsur angsur suasana menjadi tenang kembali, pemuda ini
mulai membuka matanya, betapa kaget dirinya, ternyata dia sekarang
berada diatas tumpukkan sampah, tempat yg tadinya dikira masjidil haram
ternyata Tempat Pembuangan Sampah.....
(bersambung)
Semoga bermanfaat
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Queen Casino Review - Play Here Slots Here!
BalasHapusAs 바카라 사이트 well as being a popular casino, クイーンカジノ Queen Casino also provides an array of online casino games, which has the maximum number 카지노사이트 of games for your