WALI PAIDI XIII
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
WALI PAIDI XIII
MENGENANG GUS DUR DALAM RANGKA HAUL KE II BELIAU
Sehabis tahlil bersama dalam rangka memperingati Haul Gus Dur ke II ,
wali paidi bersama warga berkumpul bareng ngopi bersama –sama , mereka
saling berkelompok tiga sampai empat orang membicarakan dan mengenang
Gus Dur , dan diselingi adu argument mengenai apa rahasia dibalik sepak
terjang Gus Dur dimasa lalu.
Wali paidi tersenyum – senyum meihat
tingkah laku mereka, wali paidi sendiri duduk – duduk bersama empat
orang dg satu cangkir kopi besar berada ditengah, mereka berlima joinan
bersama-sama, indah dan rukun sekali.
Paijo tetangga wali paidi mulai membuka pembicaraan dg bertanya kepada wali paidi
“ kang menurut sampeyan gimana gus dur selama jadi presiden yg Cuma sebentar itu..? “
“ sebelum kita membahas tentang itu semua, alangkah baiknya kita
mengulas lagi sejarah sebelum Gus Dur jadi presiden “ jawab wali paidi
“ wah..sipp iki kang, gimana ceritanya…” kata teman – teman yg lain
Dulu ada seorang kiai didaerah blitar namanya kiai rohimi, beliau ini
ahli istikhoroh, banyak sekali kiai yg sowan kepada kiai rohimi ini guna
menanyakan apa makna isyarah yg diterima, dan kiai rohimi ini bisa
menafsiri isyarah2 yg ditanyakan kepadanya, dan semuanya tidak pernah
meleset, hamper 100 persen mendekati kebenaran.
Kehidupan
sehari-hari beliau adalah sebagai petani desa yg sangat sederhana, tiap
pagi beliau diantar cucunya pergi kesawah dg naik sepeda onthel,
biasanya para tamu yg mau sowan kepadanya menunggunya didepan ndalem,
menunggu beliau pulang, dan didalam rumah yg berdinding kayu jati itulah
kiai rohimi menerima para tamunya,
didalam rumah kiai rohimi ada sebuah kamar khusus yg disediakan untuk gus dur kalau berkunjung kesitu dan menginap.
Gus dur sebelum jadi presiden telah banyak menerima isyaroh2, dan
menanyakan kepada kiai rohimi apa makna isyaroh2 yg dia terima
“
kang, kiai rohimi ini tingkatannya lebih tinggi daripada gus dur ya..,
sampai gus dur sendiri minta tolong untuk menafsiri isyaroh yg beliau
terima“ ucap paijo kepada wali paidi
“ tidak mesti begitu, kamu
tahu pak ridwan tetangga kita, yang jadi dosen di sebuah salah satu
universitas terkenal itu ..” Tanya wali paidi
“iya saya tahu kang…” jawab paijo
“ ketika ban mobilnya bocor, apa pak ridwan menambal ban mobilnya sendiri..” Tanya wali paidi lagi
“ tidak kang, pak ridwan jelas gak bisa, ban itu akan ditambalkan ke tukang tambal ban” jawab paijo
“ dg seperti itu, apa tingkatan tukang tambal ban itu lebih tinggi
daripada tingkatan pak ridwan yg dosen itu…” Tanya wali paidi sekali
lagi
“ ya tentu tidak kang, “ jawab paijo mulai mengerti
“begitulah apa yg terjadi diantara gus dur dan kiai rohimi ini tidak
bisa jadi acuan siapa lebih tinggi tingkatannya “ jelas wali paidi
Wali paidi menyedot rokok dji sam soe nya dan nyeruput kopi sedikit lalu melanjutkan ceritanya
“sampeyan akan jadi orang nomor satu di Indonesia, tapi hanya sebentar “
ucap kiai rohimi kepada gus dur, menafsiri isyaroh yg diterima gus dur
“ berapa lama kiai…” Tanya gus dur
“ tidak sampai tiga tahun “ jawab kiai rohimi
“ tugas yang sangat berat “ ucap gus dur tanpa memperdulikan lama jabatannya
“ iya ini memang tugas yg sangat berat gus, dan sampeyan akan diturunkan oleh rakyat sampeyan sendiri..” kata kiai rohimi
“ kalau ini memang tugas, biarpun sebentar tidak apa-apa yg penting bermanfaat,” ucap gus dur
Gus dur menerima dg lapang dada isyaroh yg diterimanya dari kiai
rohimi, beliau tidak peduli walaupun dalam kepimpinanya kelak , beliau
di recoki dan akhirnya diturunkan dg tidak terhormat, gus dur
berperinsip biarlah orang memusuhinya asal Allah menyayanginya, biarlah
orang menghinanya asal Allah ridlo kepadanya
Beberapa bulan
kemudian ganti para kiai sepuh yg mendapatkan isyaroh – isyaroh dari
Allah mengenai Gus Dur, para kiai tidak mau gegabah dg menafsiri sendiri
isyaroh yg diterima oleh mereka, para kiai sepuh sowan ke kiai rohimi
menanyakan apa arti isyaroh yg mereka terima, memang nama kiai rohimi
dikalangan para kiai2 NU sangat dikenal, krn dalam menafsiri isyaroh
kiai rohimi ini jagonya.
Setelah mendapat arti isyaroh dari kiai
rohimi , para kiai sepuh ini menyampaikannya kepada Gus Dur , dan gus
dur dg penuh ta’dzim menerima mereka dan mengucapkan terimakasih karena
memperhatikannya selama ini, walau gus dur sendiri sudah tahu kalau
dirinya akan jadi presiden, bahkan gus dur sudah tahu masa
kepemimpinannya yg Cuma sebentar itu sebelum para kiai ini
mengetahuinya,
pertemuan ini dicium oleh wartawan, dan ramailah
berita pertemuan dikala itu, dan para kiai sepuh ini dijuluki oleh
wartawan sebagai poros langit, disesuaikan dg kelompok yg mengusung Gus
Dur jadi presiden yaitu poros tengah, dan kebetulan pemimpin kelompok
kiai sepuh ini adalah kiai faqih langitan tuban, jadi pas lah sebutan
bagi mereka yaitu “poros langit” Dan kita semua tahu gus dur secara
mengejutkan benar – benar jadi presiden, walaupun gus dur dan para kiai
sepuh sama sekali tidak terkejut dg hal itu, karena para kiai sepuh dan
gus dur sudah tahu sebelumnya
Awal pemerintahan gus dur baik – baik
saja, hubungan gus dur dg bu mega tampak mesra, mereka bergantian
mengadakan sarapan pagi bersama, kadang di istana presiden kadang di
istana wakil presiden, tapi lama kelamaan para koruptor dan penggila
jabatan mulai kawatir dg ketegasan gus dur dalam memimpin Negara ini,
mereka mulai tidak bebas korupsi dan menumpuk – numpuk kekayaan pribadi
karena ketatnya pengawasan gus dur dikala itu,
mereka mulai
mendanai para mahasiswa untuk mendemo gus dur, mengangkat isu-isu yg
memojokkan gus dur, mereka para koruptor menunggu momen yg tepat untuk
menjatuhkan gus dur
Gus dur memang terkenal dg gaya ngomongnya yg
blak – blakan, gus dur berprinsip “ padhakno pengucapmu podho karo
karepe atimu” ,
begitulah ketika gus dur dimintai pendapat oleh wartawan tentang bu mega yg sering diam aja, gus dur dg enteng menjawab
“ dia itu bodoh “ Jawaban gus dur itu didengar oleh pramono anung yg
ketika itu kalau gak salah masih menjabat sebagai sekjen PDIP, dan oleh
pramono ini jawaban gus dur itu disampaikan kepada ibu mega, ngambeklah
bu mega waktu itu, bu mega tidak mau menemui gus dur
ketika sarapan
pagi bersama di istana wakil presiden, dan inilah kesempatan yg
ditunggu oleh para koruptor dan penggila jabatan, inilah celah yg bisa
menurunkan gus dur dari kursi presiden, bathin mereka
Dan barulah
para kiai sepuh dapat isyaroh lagi , kalau gus dur akan dilengserkan
dari kursi presiden, para kiai sepuh atau kiai poros langit ini sowan
lagi kepada kiai rohimi, minta pendapat dan minta solusi gimana baiknya
dan supaya gus dur masih bisa jadi presiden, kiai rohimi mengatakan
kepada para kiai
“ gus dur akan bisa tetap jadi presiden kalau mau
minta maaf kepada ibu mega, walaupun gus dur tidak ada niat merendahkan
ibu mega” ucap kiai rohimi, biarpun kiai rohimi sdh tahu klo jabatan gus
dur cuma sebentar, tapi kiai rohimi tetap memberi peluang kpd para
kiai, kiai rohimi berkeyakinan bahwa Allah jualah penentu akhir suatu
kisah, isyaroh hanyalah perlambang
Para kiai kembali menemui gus dur
dan menyampaikan apa yg diperoleh dalam isyarohnya dan juga
menyampaikan pesan kiai rohimi, tapi gus dur tidak mu melakukannya,
bukan berarti gus dur tidak mau minta maaf krn malu atau gengsi, tapi
apa yg dialami gus dur kurang lebih persis seperti apa yg dialami oleh
sayyidina ali, ketika dalam peperangan sayyidina Ali mau membunuh orang
kafir yg sudah terjatuh diatas tanah, sayyidina ali tiba2 mengurungkan
niatnya ketika orang kafir itu meludahinya, orang kafir itu heran
melihat sayyidina ali yg tiba-tiba urung membunuhnya dan orang kafir ini
menanyakan hal tersebut , sayyidina ali menjawab,
” pertama aku
berniat membunuhmu karena Allah, tapi ketika kamu meludahiku, terbesit
perasaan marah kepadamu, maka aku urungkan niat membunuhmu krn ada niat
selain Allah dihatiku…”
Gus Dur tidak mau minta maaf kalau niatnya
karena ingin mempertahankan jabatan, gus dur tidak gila jabatan,dan gus
dur memang sudah tahu kalau masa kepemimpinannya Cuma sebentar, dan kita
semua tahu gus dur akhirnya berhasil diturunkan dari kursi kepresidenan
karena kasus yg dibuat2 yaitu kasus buloggate.
Paijo dan
kawan-kawannya terdiam mendengar cerita wali paidi ini,mereka merasa
baru mendengar cerita gus dur dengan kiai rohimi, mereka sangat
penasaran
“ apakah kang paidi pernah bertemu dg kiai rohimi.” Tanya paijo penasaran
“ tidak pernah “ jawab wali paidi santai dg menyedot rokoknya
“ lalu sampeyan dapat cerita dari mana “ Tanya paijo lagi makin penasaran
Wali paidi tidak menjawabnya, dia hanya tersenyum dan menyeruput selepek kopi lalu ngeloyor pergi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
:)
BalasHapus